Alkisah ada orang yang bijak berkata “Hidup ini indah, hidup ini begitu menakjubkan, akan tetapi kita manusia terlalu rewel dan penuh syarat, bahkan sebagian besar tidak benar-benar hidup, sehingga hidup menjadi terasa sulit, berat dan menyengsarakan”. Rasanya ungkapan itu mengandung kebenaran dan hampir sama dengan semangat kisah berikut ini.
Alkisah ….disebuah kerajaan, sang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari ditemani penasehat dan pengawalnya, raja pergi berburu ke hutan. Saat berburu , terjadi kecelakaan yaitu karena kurang hati-hati jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan minta pendapat dari penasehatnya. Penasehat raja berusaha menghibur dengan kata-kata yang manis, tetapi raja tetap sedih. Akhirnya penasehat bilang:”Baginda…apapun yang terjadi, patut disyukuri”!
Mendengar ucapan si penasehat, raja menjadi marah:”Kurang ajar!!! Kena musibah bukanya dihibur, malah disuruh bersyukur? Raja lalu memerintahkan untuk menghukum penasehatnya selama 3th penjara. Hemhhhhhhhhhhhhhh!!!!!
Hilangnya kelingking tidak menghentikan kegemaran raja untuk berburu. Suatu hari, raja beserta penasehat barunya dan rombongan, berburu lagi ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada ditengah hutan, raja dan penasehat tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba dihadang oleh sekelompok suku primitive. Mereka berdua ditangkap dan akan dijadikan korban persembahan pada para dewa. Keduanya lalu dimandikan. Saat giliran raja dimandikan, ketahuan bawha ada jari kelingking yang tidak lengkap alias cacat, sehingga tidak layak dijadikan persembahan kepada para dewa. Raja ditendang dan dibebaskan begitu saja. Lalu raja dengan susah payah sampai kembali ke istana.
Setibanya di istana, segera memerintahkan untuk membebaskan penasehatnya dari penjara dan berkata:”Penasehatku, aku berterimakasih kepadamu, nasehatmu ternyata benar (“apapun yang terjadi, patut disyukuri”), karena hilangnya jari kelingkingku waktu itu, membuatku hari ini bisa pulang dengan selamat”. Kemudian rajapun menceritakan kisahnya secara lengkap.
Setelah mendengar cerita sang raja terburu-buru penasehat berlutut sambil berkata:”Terimakasih baginda, saya juga bersyukur, baginda telah memenjarakan saya, karena jika tidak, mungkin yang dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitive itu adalah saya”.
Demikian pula dalam proses kehidupan kita, tidak selalu bisa berjalan tenang atau mulus seperti yang kita harapkan, kadang kita dihadapkan pada kenyataan hidup, berupa musibah, penyakit, kegagalan, bencana alam, kebakaran, penipuan, fitnahan dlsb. Dalam kenyataannya kita sebagai manusia kita tidak mampu memcahkan misteri ini hanya dengan mengandalkan pikiran kita semata, kalau kita tidak bisa menerima apa yang memang tidak mampu kita rubah pasti kita akan menderita tekanan mental dan berkepanjangan, tetapi kalau kita bisa menerima seperti apa adanya, apalagi bisa bersyukur atas semua musibah itu, maka beban mental akan jauh lebih ringan, dan yang pasti, perlu kita yakini pula, bahwa disetiap musibah, selalu ada hikmah yang kita dapatkan. Sekali lagi, apapun yang terjadi, patut disyukuri. Lainsyakartum laazidannakum, wa lainkafartum inna adzabi lasadiid (Jika kita bersyukur niscaya Alloh akan menambah, namun jika kita tidak bersyukur Alloh justru akan memberikan siksa yang sangat pedih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar